Terbang Lewat Yogyakarta International Airport

Bandara Internasional Yogyakarta atau yang familiar dengan nama YIA, Yogyakarta International Airport, memang masih jauh dari sempurna. Bahkan baru selesai secuil, dari total luas terminal 220.000 m2, baru diselesaikan seluas 12.000 m2 untuk dioperasikan minimum mulai awal Bulan Mei 2019 dengan semua bagian nyaris sementara semua. Mulai tempat parkir kendaraan, ruang ceck in, ruang tunggu, ruang pengambilan bagasi, semua sementara saja, yang akan dibongkar saat seluruh bangunan nantinya selesai.

Baca selebihnya »

Naik MRT Jakarta

Skenario awal ingin mencoba naik MRT adalah dari CGK naik Railink ke Stasiun BNI City Jakarta lalu naik MRT menuju Stasiun Lebak Bulus dan sambung taksi menuju Depok. Tapi Pakdhenya Nashwa bilang Hari Kamis saja karena tanggal merah dan anak-anak juga belum pernah naik MRT. Wah, klop ini dari pada naik MRT sambil ngeret-eret koper besar dan berat.

Nah, Hari Kamisnya kami menggunakan mobil menuju Jakarta dan diparkir di area parkir IRTI Monas lalu naik bus tingkat Jakarta Explorer menuju stasiun MRT terdekat yaitu Stasiun Bundaran HI untuk selanjutnya naik MRT.

Baca selebihnya »

Lebaran 2019: Mudik Multimoda

Sekira pukul 20.00 WIB Hari Selasa tanggal 28 Mei 2019 travel yang kami pesan datang menjemput. Mobil tipe Avanza ini akan membawa kami menuju Bandara Sultan Thaha Saifuddin di Kota Jambi selama kurang lebih 6 jam kedepan. Dan menjelang pukul 02.00, kami tiba dengan selamat di tujuan, Alhamdulillah.

Ini adalah pertama kali saya membawa keluarga langsung ke bandara pada dini hari. Biasanya nginap dulu di hotel. Berbagai pertanyaan keluar dari mulut Nashwa saat saya beri tahu rencana perjalanan kali ini. Ini akan menjadi pengalaman baru bagi dia. “Emang bandaranya buka?” “Ada orang lain nggak disana nanti?” “Tidurnya dimana?” “Trus mandinya dimana?” Kami istirahat dengan duduk dan tiduran di kursi yang tersedia. Sedangkan Nashwa asyik main gadget dan jalan kesana kemari mengeksplore kondisi bandara pada dini hari.

Baca selebihnya »

Peta Rute Trans Semarang Tahun 2020

Trans Semarang, sistem transportasi massal dengan konsep Bus Rapid Transit (BRT), di Kota Semarang tentunya, yang diluncurkan sejak tahun 2009 kini memiliki 8 (delapan) koridor utama dan 1 (satu) koridor khusus serta 3 (tiga) koridor pengumpan atau feeder. Konon, Trans Semarang ini adalah BRT tersukses dengan jumlah penumpang terbanyak diluar Jakarta.

Koridor khusus yang dimaksud adalah rute Bandara Ahmad Yani – Simpang Lima yang beroperasi pada pukul 18.00 s/d 00.00 dengan tarif yang sama. Koridor ini beroperasi mulai tahun 2018 sebagai respon atas viralnya kasus ketidakpuasan seorang penumpang pesawat dengan layanan taksi bandara. Pada waktu itu saat malam hari, taksi bandara menjadi satu-satunya moda transportasi untuk keluar dari bandara. Dengan adanya koridor khusus yang beroperasi sampai malam, maka penumpang pesawat mempunyai alternatif pilihan transportasi. Good job Trans Semarang!

Berikut ini peta rute resmi terbaru (per tanggal 21 Juni 2020) yang dirilis oleh Pihak Trans Semarang. Peta rute ini dibuat oleh rekan kita Farhan Syafiq Fadhillah, seseorang yang antusias dengan kemajuan Trans Semarang. Menurut saya peta rute ini cukup sempurna, selain mudah untuk dipahami, bentuknya juga sangat bagus. Apresiasi yang besar telah meluangkan waktunya untuk membuat peta rute ini dan akhirnya Trans Semarang kepincut menggunakannya sebagai peta rute resmi.

Untuk ukuran lebih besar dan peta rute per koridor serta peta rute feeder:

https://drive.google.com/drive/folders/1BO1yPf-EWYalkTsxPsfMsFSgIdekXEDb

Baca selebihnya »

#Trip2Batam (2): Naik Trans Batam

Karena pesawat mengalami keterlambatan, akhirnya rencana saya untuk naik Damri dari bandara diurungkan dan jadinya naik taksi karena alasan efisiensi waktu. Sekitar jam 11.30 WIB, saya sampai di Hotel Golden View, hotel yang sama ketika saya ke Batam pertama kali dulu. Setelah melakukan registrasi ke panitia dan mendapatkan kamar, saya segera keluar untuk mencoba mengenal Batam. Lagian acara baru akan dimulai malam nanti, dari pada bengong di kamar hotel kan?

Yang saya lakukan adalah mencoba angkutan umum massal di Batam. Tidak afdol ke sebuah kota belum mencicipi angkutan umumnya dan saya ingin naik Trans Batam. Ngubek-ubek google untuk mendapat info tentang Trans Batam terutama rute dan nama-nama jalan yang dilalui, hasilnya cukup minim. Tetapi yang jelas lokasi hotel tempat saya menginap cukup jauh dari rute yang dilalui Trans Batam, yaitu sekitar 3 km.

Selama perjalanan dari bandara, mata saya tak lepas mengamati letak-letak halte Trans Batam dan juga angkot yang kemungkinan lewat dekat hotel. Kesimpulan saya ada angkot yang lewat jalan depan hotel dan rute angkot tersebut akan melewati halte Trans Batam. Tetapi untuk menyingkat waktu saya menggunakan ojek, dan saya mencoba menggunakan Gojek. Inilah adalah pertama kali saya menggunakan jasa ojek online. (baca disini)

Halte terdekat ada di Jalan Yos Sudarso. Awalnya si Gojek berhenti di depan Supermarket Giant tetapi disitu tidak ada halte Trans Batam, lalu saya bilang ke si Gojek untuk menuju halte terdekat karena yang saya tahu, bis dengan konsep BRT hanya bisa naik dan turun di halte yang telah ditentukan.

Letak halte terdekat sekitar 200 meter dari Supermarket Giant dengan lokasi yang cukup jauh dari keramaian, disekelilingnya banyak terdapat semak-semak. Saya heran mengapa letak haltenya terletak di lokasi yang cukup sepi, tidak diletakkan saja di depan Supermarket Giant. Halte berada di tepi jalan seperti halnya halte BRT diluar Jakarta. Masih ada jarak sekitar 5 meter antara aspal dengan halte. Bentuk halte simpel dengan desain terbuka dan beratap. Terdapat peta rute yang terpampang di dinding. Namun nama halte di lokasi dengan di peta tidak sama. Seperti halte ini, namanya Halte BMC namun di peta namanya “Giant”. Ketidaksesuaian nama halte tersebut, sepanjang pengamatan saya banyak terjadi sehingga ini menurut saya cukup membingungkan bagi penumpang.

Peta Rute Trans Batam
Gambar lebih besar klik disini atau disini juga

Baca selebihnya »